BeritaEsport – Setelah beberapa musim yang kurang memuaskan dan jeda selama sembilan bulan, Alliance, salah satu organisasi e-sports paling legendaris di dunia Dota 2, resmi kembali ke kompetisi. Kembalinya mereka membawa angin segar bagi para penggemar yang telah lama menantikan aksinya di turnamen-turnamen besar.
Sejarah Panjang Alliance di Dunia Dota 2
Alliance didirikan pada tahun 2012 dan dengan cepat menjadi salah satu kekuatan dominan di ranah Dota 2 global. Pada awal pembentukannya, tim ini diisi oleh talenta Swedia, dan langsung menunjukkan tajinya di berbagai turnamen internasional. Puncak kejayaan mereka terjadi pada tahun 2013, di mana Alliance berhasil meraih kemenangan spektakuler di The International 3. Mengalahkan Natus Vincere (Na’Vi) dengan skor 3-2 dalam pertandingan final yang sangat mendebarkan.
Prestasi ini menjadi sorotan utama di antara lebih dari sepuluh kemenangan turnamen besar lainnya seperti G1-League, Star Series V & VI, serta DreamHack Summer 2013. Namun, setelah masa keemasan tersebut, perjalanan Alliance mulai menunjukkan penurunan.
Masa Sulit Alliance: Musim DPC 2021-22 yang Berat
Tahun-tahun setelah kemenangan di The International 3, Alliance mengalami kesulitan dalam mempertahankan performa mereka. Musim DPC (Dota Pro Circuit) 2021-22 menjadi salah satu masa paling kelam dalam sejarah tim ini. Alih-alih bangkit, mereka justru menghadapi berbagai kekalahan dan mengakhiri musim dengan rekor buruk 0:14 di Summer Tour.
Kekecewaan memuncak ketika Alliance memutuskan untuk melepas seluruh roster pemain mereka hanya beberapa minggu sebelum The International 2022 dimulai. Meski begitu, organisasi ini mengungkapkan komitmen mereka untuk terus berjuang di kancah Dota 2 dengan rencana membangun kembali tim yang lebih kuat untuk musim berikutnya.
Ekspansi dan Restrukturisasi: Memperluas Sayap ke Amerika Selatan
Dalam upaya bangkit dari keterpurukan, Alliance melakukan restrukturisasi besar-besaran. Mereka merekrut pemain-pemain baru dari Eropa Barat serta menjalin kemitraan dengan dua pemain berbakat dari Asia Tenggara. Tidak hanya itu, Alliance juga mencoba memperluas pengaruh mereka ke wilayah Amerika Selatan. Yang semakin menjadi salah satu pusat kekuatan baru di dunia Dota 2.
Namun, perjalanan mereka di kawasan tersebut tidak bertahan lama. Pada bulan Desember 2023, Alliance memutuskan untuk melepas kedua tim tersebut. Untuk sementara waktu keluar dari persaingan Dota 2 secara global.
Kembalinya Aliansi: Mengambil Langkah Baru Bersama Dandelions
Setelah jeda yang cukup lama, Alliance kembali ke medan pertempuran. Kali ini, mereka melirik Dandelions, tim dari Eropa Barat yang telah menunjukkan performa cukup stabil di kualifikasi regional dan berbagai turnamen Tier 2 dan Tier 3. Bergabungnya Dandelions di bawah bendera Alliance menjadi momen kembalinya organisasi ini ke panggung kompetisi Dota 2.
Tidak hanya itu, tim ini juga mendapatkan undangan untuk bersaing di PGL Wallachia Musim 2, yang akan dimulai pada tanggal 4 Oktober. Untuk turnamen ini, Alliance akan dibantu oleh Kharis “SkyLark” Zafeiriou sebagai pemain pengganti, sementara Jonathan “Loda” Berg, salah satu ikon terbesar dalam sejarah Dota 2, akan bertindak sebagai pelatih tim.
Roster Baru Alliance
Berikut adalah susunan pemain terbaru Alliance:
- Nande
- Mo13ei
- Nikita “Palantimos” Grinkevich
- dEsire
- Ivan “Kidaro” Bondarev
Dengan kembalinya Alliance, para penggemar tentu berharap tim legendaris ini mampu mengulang kejayaan mereka dan kembali menjadi kekuatan yang disegani di dunia Dota 2. Waktu akan menunjukkan apakah langkah-langkah baru ini bisa membawa mereka kembali ke puncak, atau setidaknya, kembali bersaing di turnamen-turnamen besar.
Alliance telah kembali, dan mereka siap bertarung.