BeritaEsport – Perdebatan mengenai freeze contract belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet yang menyuarakan pro dan kontra terhadap isu tersebut. Hingga mendorong Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) untuk memberikan tanggapan resmi.
Secara umum, freeze contract adalah kondisi di mana kontrak seorang pemain dibekukan oleh pihak tim. Biasanya sebagai bentuk sanksi atas tindakan yang dianggap merugikan tim. Namun, tanpa regulasi yang jelas dan transparan, tindakan ini sering kali memunculkan polemik. Terutama jika hak pemain turut terdampak.
Pernyataan Resmi PB ESI: Mendorong Transparansi dan Profesionalisme
Melalui unggahan dua slide di akun resmi Instagram mereka, @pbesi_official, PB ESI menyampaikan komitmennya untuk memastikan regulasi yang transparan dan adil dalam ekosistem esports.
“PB ESI menegaskan komitmen kami untuk mendorong profesionalisme, memperluas pemahaman hukum, serta menciptakan ekosistem yang berlandaskan regulasi yang transparan,” ujar Brigjen Polisi Dr. Dwi Agus Prianto, S.I.K., M.H., selaku Kepala Bidang Hukum PB ESI.
Selain itu, PB ESI juga menekankan pentingnya isu ini sebagai momentum untuk meningkatkan literasi hukum. Baik bagi atlet esports maupun manajemen tim.
“Kami berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran penting untuk semua pihak, demi menumbuhkan pemahaman hukum yang lebih baik,” ungkap Debora Imanuella, perwakilan PB ESI dalam unggahan tersebut.
Layanan Konsultasi Hukum untuk Atlet Esports
Sebagai bentuk dukungan nyata, PB ESI juga membuka layanan konsultasi hukum bagi para atlet yang terdaftar. Layanan ini dihadirkan untuk membantu para pemain memahami isi kontrak mereka sebelum mengambil keputusan penting.
Melalui langkah ini, PB ESI berharap dapat mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Sekaligus melindungi hak-hak pemain dari tindakan sepihak yang tidak berdasar.
Harapan untuk Ekosistem Esports yang Lebih Baik
Dengan sikap proaktif PB ESI dalam menangani isu freeze contract. Diharapkan ekosistem esports Indonesia dapat berkembang ke arah yang lebih sehat, profesional, dan berkeadilan.
Semoga langkah ini menjadi solusi yang konkret bagi para atlet esports yang pernah atau tengah menghadapi situasi sulit akibat pembekuan kontrak yang tidak jelas. Selain itu, kehadiran regulasi yang lebih transparan diharapkan mampu menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara pemain dan tim di masa mendatang.