Dunia Sepak Bola dan Esports Berduka atas Kepergian Sang Pemain
LONDON — Duka mendalam menyelimuti dunia sepak bola dan komunitas esports global setelah kabar meninggalnya Diogo Jota, penyerang Liverpool dan mantan pemain Wolverhampton Wanderers, dalam sebuah kecelakaan mobil pada Kamis (waktu setempat). Jota wafat di usia 28 tahun.
Sebagai bentuk penghormatan, EA Sports resmi mengumumkan penghapusan kartu Jota dari paket Ultimate Team dalam gim FC 25, serta melakukan penguncian harga (price lock) di pasar dalam game.
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan EA dalam menyikapi wafatnya seorang pemain profesional. Namun, kepergian Jota terasa lebih personal karena kedekatannya dengan komunitas EA FC — baik sebagai pemain maupun gamer kompetitif.

Pernyataan Resmi EA Sports: “Kehilangan yang Sangat Besar”
Dalam keterangan yang dirilis melalui akun resmi mereka, EA Sports menyampaikan belasungkawa:
“Kami sangat berduka atas kabar meninggalnya Diogo Jota.
Diogo bukan hanya pesepak bola kelas dunia, tapi juga seorang teman dan anggota berharga dalam komunitas FC.
Kami menyampaikan simpati terdalam kepada keluarganya, rekan-rekan setim, dan semua yang mengenalnya.”
EA juga menyatakan bahwa seluruh bentuk distribusi kartu Jota akan dihentikan mulai hari ini, dan tidak akan tersedia dalam paket promosi mendatang.
Diogo Jota: Pemain Elite di Dua Dunia
Dikenal sebagai penyerang haus gol di Liga Premier Inggris, Diogo Jota juga memiliki reputasi gemilang sebagai gamer profesional. Ia kerap bermain EA FC (sebelumnya FIFA) dan pernah menduduki peringkat Rank 1 di FUT Champions, turnamen paling kompetitif dalam mode Ultimate Team.
Rekan setimnya di Liverpool, Connor Bradley, membagikan kisah lucu soal pengalaman bermain FIFA bersama Jota:
“Saat pertama kali dia ajak aku main FIFA di kamarnya, aku kira cuma seru-seruan. Tapi babak pertama aku sudah kalah 5-0. Itu terakhir kalinya aku terima tantangan itu.”
Antara Sepak Bola dan Esports: Pilihan Jota yang Tak Terlupakan
Dalam sebuah momen yang banyak dikenang komunitas, Jota sempat menarik diri dari kualifikasi turnamen online FIFA karena harus tampil untuk Liverpool — sebuah keputusan yang ia bayar dengan dua gol ke gawang Southampton dalam kemenangan 4-0.
Langkah tersebut semakin menegaskan dedikasinya sebagai atlet yang seimbang antara dunia nyata dan dunia virtual.
Meninggalkan Jejak Melalui Luna Esports
Tak hanya tampil sebagai pemain, Jota juga mendirikan tim esports bernama Luna Esports. Tim ini berkembang menjadi salah satu kekuatan baru di kancah kompetitif, bahkan berhasil menelurkan juara dunia EA FC 24 Esports World Cup.
Melalui akun resmi EA FC Pro, EA memberikan penghormatan tersendiri:
“Diogo adalah juara sejati — baik di lapangan maupun di dalam game.
Ia membuktikan bahwa kehebatan bisa tercapai di dua dunia berbeda.
Ia membuat kami semua percaya bahwa batas itu bisa dilampaui.”
Komunitas Global Berduka
Ribuan penghormatan mengalir dari kalangan pemain profesional, penggemar, hingga pelaku industri esports. Sosok Diogo Jota dikenang sebagai pribadi rendah hati, pekerja keras, dan ikon lintas dunia: antara sepak bola dan game.
Kepergiannya bukan hanya meninggalkan kekosongan di lapangan hijau, tetapi juga di panggung esports yang kini kehilangan salah satu sosok inspiratifnya.
Selamat jalan, Diogo Jota.
Jejakmu akan selalu dikenang di dua dunia yang kamu cintai.