BeritaESport – Setelah lima kali kalah di grand final sebelumnya, Team Liquid akhirnya berhasil mengalahkan rival abadinya, Gaimin Gladiators, dalam momen paling krusial. Team Liquid resmi dinobatkan sebagai juara dunia Dota 2 tahun ini usai menang telak 3-0 atas Gaimin Gladiators dalam final The International 2024 (TI 2024), yang berlangsung di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark pada Minggu, 15 September 2024.
Kemenangan ini menandai salah satu penampilan paling dominan sepanjang sejarah turnamen. Dengan Liquid memenangkan semua pertandingan di babak playoff. Satu-satunya kekalahan mereka terjadi di fase grup dan fase penentuan unggulan. Ini juga menjadi grand final ketiga berturut-turut di mana pemenang TI meraih kemenangan mutlak dengan skor 3-0.
Dengan keberhasilan tersebut, Liquid membawa pulang hadiah utama sebesar $1,15 juta dari total hadiah turnamen senilai $2,56 juta. Selain itu, mereka mengklaim Aegis of Champions kedua mereka, setelah kemenangan pertama di TI 2017.
Neta “33” Shapira, offlaner Liquid, mencatat prestasi luar biasa dengan menjadi salah satu dari sepuluh pemain yang pernah memenangkan dua gelar TI. Setelah gelar pertamanya bersama Tundra Esports di TI 2022. Lebih dari itu, ia mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang berhasil meraih gelar TI bersama dua tim berbeda.
Mid laner Liquid, Michał “Nisha” Jankowski, akhirnya berhasil mengklaim Aegis setelah empat kali mencoba. Ini menjadi momen kebahagiaan bagi Nisha, terutama setelah ia hampir menang di TI 2022 saat bermain untuk Team Secret. Sementara itu, pemain carry Michael “miCKe” Vu, support posisi 4 Samuel “Boxi” Svahn, dan support posisi 5 Aydin “Insania” Sarkohi, juga meraih gelar TI setelah tiga kali berpartisipasi
Perjalanan Team Liquid Menjadi Juara di TI 2024
Baik Team Liquid maupun Gaimin Gladiators mendapatkan undangan langsung ke TI 2024 berkat performa gemilang mereka sepanjang tahun. Meski awalnya tidak dipandang sebagai kandidat utama untuk meraih Aegis of Champions. Kedua tim menunjukkan pertumbuhan luar biasa selama turnamen hingga akhirnya bertemu di pertandingan final.
Di babak grup, Liquid finis sebagai unggulan kedua di Grup D dengan rekor 4-2, satu-satunya kekalahan mereka adalah saat melawan juara bertahan, Team Spirit. Gladiators, di sisi lain, tampil dengan catatan 3-3 di Grup B, cukup untuk mengamankan posisi sebagai unggulan kedua.
Kedua tim kemudian lolos ke braket atas playoff setelah memenangi babak penentuan unggulan. Dimana Liquid mengalahkan BetBoom Team, sementara Gladiators berhasil bangkit dan mengalahkan G2.iG.
Di babak playoff, Liquid sukses menaklukkan Xtreme Gaming dan Cloud9 untuk maju ke final upper bracket, sementara Gladiators menyapu bersih Nouns dan Tundra Esports untuk bertemu lagi dengan rival mereka di semifinal upper bracket. Di sini, Liquid berhasil membalas kekalahan mereka dari pertemuan sebelumnya dengan menyapu Gladiators dan memastikan tempat di grand final.
Pertarungan Epik di Grand Final
Gladiators membuka final dengan strategi klasik berbasis aura, mengandalkan Chaos Knight untuk Anton “dyrachyo” Shkredov, Underlord untuk Marcus “Ace” Hoelgaard, serta Chen untuk Melchior “Seleri” Hillenkamp. Namun, kejutan muncul dengan Quinn “Quinn” Callahan yang bermain sebagai Riki di mid lane.
Meski Riki dari Quinn tampil cemerlang di awal pertandingan dan berhasil mendominasi Puck milik Nisha, Liquid berhasil membalikkan keadaan pada menit ke-18. Kombinasi permainan solid dari Tusk milik Boxi dan Shadow Demon milik Insania mampu menyelamatkan tim mereka dari inisiasi lawan. Sehingga Nisha bebas beraksi dengan Puck-nya. Akhirnya, Liquid berhasil memenangkan game pertama dalam waktu 29 menit.
Di game kedua, Liquid mengubah strategi dengan draft tempo tinggi, kembali memilih Nature’s Prophet untuk miCKe dan Bristleback untuk 33. Kali ini, giliran Nisha yang mendominasi permainan awal. Memberikan Liquid keunggulan besar sejak menit-menit awal dan memimpin mereka pada kemenangan di game kedua setelah menghancurkan barak Gladiators pada menit ke-22.
Pada game ketiga, Gladiators sempat memberikan perlawanan yang ketat, tetapi Liquid tetap unggul dengan pengaturan pertarungan yang cerdik. Meskipun ada beberapa momen di mana Gladiators hampir membalikkan keadaan. Liquid menutup pertandingan dengan kemenangan telak 3-0 setelah 34 menit aksi, memastikan gelar juara TI 2024.
Dampak Kemenangan dan Masa Depan Dota 2
Kemenangan Liquid ini semakin memperkuat dominasi mereka di panggung internasional. Sekaligus menandai kembalinya mereka sebagai salah satu tim terbaik di dunia setelah sempat mengalami masa-masa sulit. Selain itu, kemenangan ini mengukuhkan posisi mereka sebagai salah satu tim terkuat sepanjang sejarah Dota 2, dengan dua gelar TI dalam genggaman.
TI 2024 sendiri adalah edisi terbaru dari kejuaraan dunia Dota 2, yang mempertemukan 16 tim terbaik dari seluruh dunia untuk memperebutkan hadiah total sebesar $2,54 juta serta Aegis of Champions. Turnamen ini selalu menjadi salah satu event eSports terbesar dan paling dinanti setiap tahunnya.
Dengan prestasi Liquid yang luar biasa ini, pertarungan di Dota 2 sepertinya akan semakin memanas di tahun-tahun mendatang. Mengingat banyaknya tim kuat yang berambisi untuk merebut Aegis.